Back to top

Hot Info

Pengguna Facebook banyak tidak sadar kena "Hack", begini cara mengeceknya

Hot Info

Lacak Keberadaan Smartphone Android dari Perangkat Lain

Web Development

Perbedaan Web Developer, Web Design dan Webmaster

IT & Technology

Review Ultrabook Asus Zenbook Prime UX31A

IT & Technology

Rendahnya gaji tenaga kerja IT di Indonesia

Lifestyle

Jalan-jalan ala Backpacker

Cara Menentukan KPI Digital Yang Efektif Agar Tidak Merugi



Banyak kegundahan dan kegelisahan dari para praktisi tentang Digital Marketing, khususnya yang berkaitan dengan KPI dalam suatu digital campaign. Bagaimana langkah menentukannya? Apa yang harus diukur? Apakah cukup dengan target visitor (kunjungan), jumlah fans atau followers?

Dan yang umum terjadi, saat menyusun strategi pemasaran online suatu kampanye digital hanya mengukur Key Performance Indicator Digital berdasarkan jumlah fans, atau follower di media sosial atau trafik di situs web. Padahal bisa jadi acuan itu tidak ada relevansinya dengan tujuan awal kamu atau suatu brand menggunakan media digital. Kalau begitu langkah apa saja yang musti dilakukan sebelum menentukan KPI? supaya campaign menjadi efektif dan kita ngak merugi.

Pahami dulu tujuan awal menggunakan pemasaran digital?, maka KPI kamu harus didasarkan pada hal ini. Saat Anda menyadari kenapa memilih pemasaran digital, maka akan lebih mudah menentukan KPI digital. Tujuan masuk ke digital pasti sangat beragam, mulai dari membangun awareness, mengedukasi audience, membangun interaksi (engagement), memperkenalkan layanan konsumen, meningkatkan loyalitas member hingga yang paling umum, apalagi kalau bukan “menghasilkan penjualan”.

Ketika sudah dikembalikan pada tujuannya apa, maka saat akan menentukan KPI, mulai berpikirnya dari sini. Berikut beberapa contohnya:

Ilustrasi kampanye digital – source: Awesometrics

Tujuan; Awareness program dan visi misi pasangan PILKADA. KPI yang digunakan: twitter reach, ads Impression, dan Organic visit untuk halaman yang spesifik. 

Tentukan Metriks apa saja yang sejalan dengan Tujuan Bisnis dan Alokasi Budget. Langkah selanjutnya adalah menentukan kanal alias channel digital mana saja yang ingin digunakan. Apakah itu medsos? aplikasi? atau situs web? Sementara yang sudah memiliki eMail leads sebagai sistem funnel bisa menambahkan satu kanal lagi “email marketing”.

Dari kanal yang sudah dipilih tadi baru kita tentukan, metriks apa yang bisa diukur? dan apa yang sejalan dengan tujuan awal dilakukannya campaign? Misalnya saat menyusun strategi pemasaran digital, pilih kanal marketing yang ingin kamu gunakan “situs web eCommerce”, dengan tujuan penjualan produk, maka yang bisa kamu gunakan sebagai contoh KPI sales dan marketing adalah:

Jumlah View produk pada halaman yang sudah ditentukan, gunakan sebagai indikator awareness untuk mengetahui sejauh mana halaman profuk kamu dilihat (awereness)
Jumlah conversion pada “Thank You” page atau jumlah transaksi yang dihasilkan
(Optional) Jumlah pengunjung yang teregistrasi sebagai member website.
Jangan sampai terkecoh, apabila targetnya adalah penjualan namun yang kamu ukur justru banyaknya jumlah pengunjung dari email marketing!

Kesalahannya dimana?
Ketahuilah, pembelian sering kali terjadi bukan pada kesempatan pertama. Seorang pembeli yang awalnya melihat produk lewat mesin pencari ataupun email marketing, justru melakukan pembelian lewat kanal trafik ads impression.

Perlu juga diketahui, semakin banyak KPI digital yang kamu bebankan, maka semakin besar pula effort yang harus dicurahkan. Hal ini berarti budget yang harus dikeluarkanpun semakin besar, dan justru mencurigakan apabila budget yang dikeluarkan cenderung minim. Tentukan Tools yang akan digunakan untuk mengukur metriks KPI Digital. Saat metriks sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tools yang akan kamu gunakan sebagai alat pengukur data. Fokus pada data yang akan kamu incar, seandainya tools yang dibutuhkan harus berbayar dan memungkinkan maka jangan ragu untuk dieksekusi.

Peningkatan traffic website hijup pada semua channel dengan Google Analytic tool sebagai alat ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa meng-evaluasi campaign digital yang sudah dilakukan. Apakah sudah memenuhi target KPI atau belum. Jika belum? apakah karena kesalahan teknis internal atau justru kondisi eksternal. Dan, point point apa yang bisa kamu perbaiki atau bahkan kamu tingkatkan performanya. Beberapa tools umum yang bisa kamu gunakan diantaranya adalah:

Google Analytic, tools ini paling umum digunakan bahkan boleh dibbling tools wajib untuk mereka yang menggunakan website sebagai kanal medianya. Penentuan objektif untuk trafik, engagment untuk mengukur tingkat efektivitas content marketing, hingga conversion bisa kamu lakukan dengan tool ini aHref/Moz, Peranannya biasa digunakan sebagai pendukung saja – bukan tool yang wajib alias fardu – jika kamu ingin mengoptimasi website dari sisi teknikal SEO. Menurut saya meskipun kedua tool ini membantu pengukuran tehnikal SEO namun sayangnya tidak mewakili objektifitas yang paling fundamental dari SEO itu sendiri, yakni Trafik yang datang dari Organic Seach.

Google Adwords & Facebook Ads, kedua tool ini bermanfaat untuk reporting sehingga kita bisa mengetahui performa iklan di facebook ataupun di mesin pencari Google. Khususnya dalam perhitungan impression ads, kamu bisa mengandalkan pada kedua tool ini. Tarik kesimpulan hanya dari data yang memang dibutuhkan

Tidak jarang klien saya meminta laporan yang komperhensif. Selengkap lengkap, sedetail detailnya. Namun ketika semua data sudah diberikan…
“Waduh, mas saya bingung nih bacanya…*krik krik bunyi jangkrik”
Nah.. lho …hehehe

Ketka diakhir periode dan akan membuat laporan, fokuslah pada data serta metriks yang ditentukan diawal. Dengan menyajikan data seperlunya justru membuat bias dan terlupa dengan metriks yang mau kita ukur.

Hal terpenting dari menentukan Key Performance Indicator (KPI) Digital adalah mengetahui apakah campaign digital kita, sukses mencapai tujuan atau malah gagal. Pembelajaran apa yang bisa diambil untuk bisa digunakan pada campaign strategi digital yang efektif.

Apa Anda sudah melakukan ini?

Cara Menghitung ROI dari biaya SEO


Masih ada yang bertanya apakah Jasa SEO itu perlu? Ada yang bilang mahal. Disatu sisi, jika kita melihat fakta bahwa SEO adalah salah satu cara yang sebenarnya paling efektif dan kedepannya akan jauh lebih hemat dibanding dengan SEM (Search Engine Marketing / Google AdWords). Kok bisa? Ayo kita bahas tentang ini, investasi bisnis anda di bidang SEO, agar anda punya bayangan tentang ROI (Return of Investment / Kembali Modal) investasi biaya untuk SEO itu sendiri.

Misalkan anda mengeluarkan biaya 6 juta untuk Jasa SEO, bagaimana perhitungannya? Contohnya begini, produk anda mempunyai profit bersih 50 ribu, dengan posisi terbaik di TOP 10, anda bisa menjual 10-25 produk per minggu, artinya anda akan mendapatkan profit sekitar 1.25 juta per minggu, kalau per bulan? sekitar 5 juta. Terlalu muluk? OK, mari kita lihat sisi terburuk dari hitungan pendapatan bersih diatas, misalkan kita potong profit anda 50%, maka sisanya adalah 2.5 juta. Dengan perhitungan ini, anda hanya butuh kurang dari 3 bulan untuk kembali modal investasi (ROI) anda di bidang SEO, ya kan?

Jika anda merasa perhitungan ini diatas logis, apakah menurut anda ini terlalu mustahil unutk anda lakukan? kami kira tidak, karena kami sudah banyak menjadi saksi beberapa klien kami 'from zero to hero'.

Mari kita berpikir cerdas tentang investasi di bidang SEO ini, jangan buru-buru bilang mahal, sebelum anda jelas perhitungan ROI nya, akan lebih fair jika anda juga memahami cara perhitungan biaya SEO tersebut diatas. Ok, mungkin anda bertanya bagaimana biaya SEO bisa lebih murah dari biaya iklan adwords (SEM)? ayo kita mulai berhitung lagi.

Biaya adwords, memiliki keunikan tersendiri, yaitu hanya mengeluarkan biaya jika iklan kita yang tayang di hasil pencarian di klik oleh konsumen, biaya per klik sangat beragam dari 700-20.000 rupiah atau bahkan lebih. Anda bisa membatasi jumlah klik per hari sesuai dengan budget yang anda miliki per bulan. Jika anda melakukan ini, otomatis iklan anda tidak akan tayang lagi pada hasil pencarian untuk katakunci tertentu.

Mari kita contohkan, biaya per klik katakunci yang anda inginkan adalah 2500 rupiah untuk katakunci yang memiliki kompetisi rendah ke medium, budget iklan anda per bulan 1 juta, anda membatasi pengeluaran per hari hanya 100 ribu, maka anda hanya akan mendapatkan 40 klik per hari, setelah itu otomatis iklan anda tidak tayang kembali tanpa anda tahu waktunya, bisa malam, pagi atau saat waktu teraktif konsumen mencari tahu tentang produk anda, jam makan siang! apa jadinya ketika jam makan siang iklan anda telah berhenti tanpa anda ketahui? jawabannya sederhana, anda akan kehilangan potensi pembelian, titik.

Jadi, MAMPUKAH BISNIS ANDA BERTAHAN HANYA DENGAN 40 KLIK PER HARI? Ingat ini 'klik kunjungan' bukan 'klik pembelian' loh. Sekarang kita kembali ke hitungan diatas, dengan budget 100 ribu per hari, budget bulanan anda hanya akan mendatangkan maksimum 40 klik X 10 hari atau sama dengan 400 klik dan ingat, iklan anda hanya akan tayang kurang dari 11 hari, wow kan?. Misalkan anda merasa cukup dengan 40 klik per hari, anda akan butuh kurang lebih 3 jutaan per bulan agar iklan website bisnis anda untuk tetap tayang selama 30 hari full. Berapa biayanya untuk 3, 4 atau 6 bulan? anda tentunya bisa menghitungnya.

Setelah anda mengtahui dan paham perbandingan antara SEO (organik) dan SEM (iklan), mana yang anda pilih? semua kembali ke insting bisnis anda, kami hanya bisa membantu menjelaskannya untuk anda. Semoga anda bisa memilih dengan bijak.

Salam hangat.