Back to top

Cara Menentukan KPI Digital Yang Efektif Agar Tidak Merugi



Banyak kegundahan dan kegelisahan dari para praktisi tentang Digital Marketing, khususnya yang berkaitan dengan KPI dalam suatu digital campaign. Bagaimana langkah menentukannya? Apa yang harus diukur? Apakah cukup dengan target visitor (kunjungan), jumlah fans atau followers?

Dan yang umum terjadi, saat menyusun strategi pemasaran online suatu kampanye digital hanya mengukur Key Performance Indicator Digital berdasarkan jumlah fans, atau follower di media sosial atau trafik di situs web. Padahal bisa jadi acuan itu tidak ada relevansinya dengan tujuan awal kamu atau suatu brand menggunakan media digital. Kalau begitu langkah apa saja yang musti dilakukan sebelum menentukan KPI? supaya campaign menjadi efektif dan kita ngak merugi.

Pahami dulu tujuan awal menggunakan pemasaran digital?, maka KPI kamu harus didasarkan pada hal ini. Saat Anda menyadari kenapa memilih pemasaran digital, maka akan lebih mudah menentukan KPI digital. Tujuan masuk ke digital pasti sangat beragam, mulai dari membangun awareness, mengedukasi audience, membangun interaksi (engagement), memperkenalkan layanan konsumen, meningkatkan loyalitas member hingga yang paling umum, apalagi kalau bukan “menghasilkan penjualan”.

Ketika sudah dikembalikan pada tujuannya apa, maka saat akan menentukan KPI, mulai berpikirnya dari sini. Berikut beberapa contohnya:

Ilustrasi kampanye digital – source: Awesometrics

Tujuan; Awareness program dan visi misi pasangan PILKADA. KPI yang digunakan: twitter reach, ads Impression, dan Organic visit untuk halaman yang spesifik. 

Tentukan Metriks apa saja yang sejalan dengan Tujuan Bisnis dan Alokasi Budget. Langkah selanjutnya adalah menentukan kanal alias channel digital mana saja yang ingin digunakan. Apakah itu medsos? aplikasi? atau situs web? Sementara yang sudah memiliki eMail leads sebagai sistem funnel bisa menambahkan satu kanal lagi “email marketing”.

Dari kanal yang sudah dipilih tadi baru kita tentukan, metriks apa yang bisa diukur? dan apa yang sejalan dengan tujuan awal dilakukannya campaign? Misalnya saat menyusun strategi pemasaran digital, pilih kanal marketing yang ingin kamu gunakan “situs web eCommerce”, dengan tujuan penjualan produk, maka yang bisa kamu gunakan sebagai contoh KPI sales dan marketing adalah:

Jumlah View produk pada halaman yang sudah ditentukan, gunakan sebagai indikator awareness untuk mengetahui sejauh mana halaman profuk kamu dilihat (awereness)
Jumlah conversion pada “Thank You” page atau jumlah transaksi yang dihasilkan
(Optional) Jumlah pengunjung yang teregistrasi sebagai member website.
Jangan sampai terkecoh, apabila targetnya adalah penjualan namun yang kamu ukur justru banyaknya jumlah pengunjung dari email marketing!

Kesalahannya dimana?
Ketahuilah, pembelian sering kali terjadi bukan pada kesempatan pertama. Seorang pembeli yang awalnya melihat produk lewat mesin pencari ataupun email marketing, justru melakukan pembelian lewat kanal trafik ads impression.

Perlu juga diketahui, semakin banyak KPI digital yang kamu bebankan, maka semakin besar pula effort yang harus dicurahkan. Hal ini berarti budget yang harus dikeluarkanpun semakin besar, dan justru mencurigakan apabila budget yang dikeluarkan cenderung minim. Tentukan Tools yang akan digunakan untuk mengukur metriks KPI Digital. Saat metriks sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tools yang akan kamu gunakan sebagai alat pengukur data. Fokus pada data yang akan kamu incar, seandainya tools yang dibutuhkan harus berbayar dan memungkinkan maka jangan ragu untuk dieksekusi.

Peningkatan traffic website hijup pada semua channel dengan Google Analytic tool sebagai alat ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa meng-evaluasi campaign digital yang sudah dilakukan. Apakah sudah memenuhi target KPI atau belum. Jika belum? apakah karena kesalahan teknis internal atau justru kondisi eksternal. Dan, point point apa yang bisa kamu perbaiki atau bahkan kamu tingkatkan performanya. Beberapa tools umum yang bisa kamu gunakan diantaranya adalah:

Google Analytic, tools ini paling umum digunakan bahkan boleh dibbling tools wajib untuk mereka yang menggunakan website sebagai kanal medianya. Penentuan objektif untuk trafik, engagment untuk mengukur tingkat efektivitas content marketing, hingga conversion bisa kamu lakukan dengan tool ini aHref/Moz, Peranannya biasa digunakan sebagai pendukung saja – bukan tool yang wajib alias fardu – jika kamu ingin mengoptimasi website dari sisi teknikal SEO. Menurut saya meskipun kedua tool ini membantu pengukuran tehnikal SEO namun sayangnya tidak mewakili objektifitas yang paling fundamental dari SEO itu sendiri, yakni Trafik yang datang dari Organic Seach.

Google Adwords & Facebook Ads, kedua tool ini bermanfaat untuk reporting sehingga kita bisa mengetahui performa iklan di facebook ataupun di mesin pencari Google. Khususnya dalam perhitungan impression ads, kamu bisa mengandalkan pada kedua tool ini. Tarik kesimpulan hanya dari data yang memang dibutuhkan

Tidak jarang klien saya meminta laporan yang komperhensif. Selengkap lengkap, sedetail detailnya. Namun ketika semua data sudah diberikan…
“Waduh, mas saya bingung nih bacanya…*krik krik bunyi jangkrik”
Nah.. lho …hehehe

Ketka diakhir periode dan akan membuat laporan, fokuslah pada data serta metriks yang ditentukan diawal. Dengan menyajikan data seperlunya justru membuat bias dan terlupa dengan metriks yang mau kita ukur.

Hal terpenting dari menentukan Key Performance Indicator (KPI) Digital adalah mengetahui apakah campaign digital kita, sukses mencapai tujuan atau malah gagal. Pembelajaran apa yang bisa diambil untuk bisa digunakan pada campaign strategi digital yang efektif.

Apa Anda sudah melakukan ini?

Share on Facebook
Tweet on Twitter

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.