Back to top

Duel Raksasa e-Commerce China di Indonesia



Masuknya Alibaba menjadi penguasa baru Lazada sudah pasti bakal berimbas ke Indonesia. Hal ini kian menarik lantaran raksasa e-commerce China lainnya — JD.com —sudah lebih dulu menancapkan kukunya.

Ya, Alibaba dan JD.com (di Indonesia hadir dengan nama JD.id) merupakan dua pemain e-commerce kelas kakap dari Negeri Tirai Bambu. Keduanya mengisi posisi satu dan dua di tabel persaingan e-commerce China.

Seperti dilansir Nikkei, pada tahun 2015 lalu JD mengukir pertumbuhan 78% gross merchandise volume (GMV) — yang berarti total value dari produk dan jasa yang terjual dalam layanan onlinenya — dibandingkan pada tahun sebelumnya.

Sementara Alibaba 'cuma' mencatatkan GMV 30% yang didapatkan perusahaan yang didirikan oleh Jack Ma itu dari layanan business to consumer mereka.

Namun dari segi angka, Alibaba masih mengungguli JD, dengan torehan GMV sampai 2,95 triliun yuan atau setara dengan USD 460 miliar untuk periode di tahun 2015. Sementara JD harus puas dengan raihan 462 miliar yuan GMV.

Meski demikian, bos JD menyebut pencapaian perusahaan di tahun 2015 tersebut sudah memuaskan. "Pertumbuhan pada tahun 2015 kemarin melampaui perkiraan dari manajemen JD sendiri," ujar Sidney Huang, Chief Financial Officer JD dikutip detikINET dari Nikkei.

Adapun laporan iResearch mengungkap bahwa posisi JD cukup kuat jika berbicara segmen online direct sales. Dimana market share JD di kategori online direct sales mencapai 49% dengan mengacu dari total GMV pada Q4 2014. Sementara Alibaba — melalui layanan Tmall — menguasai 61,4% pangsa pasar B2C e-commerce .

Merembet ke Indonesia

Namun persaingan sengit keduanya sepertinya tak cuma bakal terjadi di negara asalnya, tetapi juga merembet ke Indonesia. Hal ini setelah Alibaba telah masuk dalam jajaran pemegang saham Lazada. Lazada sendiri beroperasi di enam negara Asia Tenggara: Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam serta Indonesia.

Chairman dan pendiri Alibaba, Jack Ma, memang menargetkan perusahaannya harus meraih setidaknya separuh pendapatan dari pasar mancanegara. Ketergantungan Alibaba saat ini pada pasar China dinilai kurang baik bagi masa depan perusahaan.

"Mereka memang memiliki uang tunai besar sehingga bisa melakukan investasi semacam ini. Mereka juga mencari pemicu pertumbuhan jangka panjang," kata Marie Sun, analis di Morningstar Investment Service yang detikINET kutip dariBusiness Times.

Hanya saja, Lazada — yang bakal didukung penuh Alibaba — sepertinya juga tak akan mudah menaklukkan hati pebelanja online Indonesia. Selain cukup kuatnya para pemain lokal — BukaLapak, Tokopedia dan Blibli — tantangan juga bakal datang dari pesaing satu kampung Alibaba, yakni JD.

Sebagai pendatang baru, JD sendiri terbilang agresif berekspansi dan menggelar program promosi. Terutama ketika jualan perangkat elektronik serta perlahan merambah alat kesehatan dan kecantikan.

Dan jika ditelisik lebih jauh di antara Lazada dan JD sejatinya memiliki perbedaan yang cukup signifikan JD itu termasuk dalam kategori online direct sales, dimana barang yang dijajakan langsung dijual oleh JD. Alhasil, jika ada masalah di kemudian hari, yang bertanggung jawab adalah situs tersebut.      

Sementara Lazada merupakan sebuah online marketplace. Dimana barang-barang yang dijajakan berasal dari banyak penjual. Jadi tak heran jika Anda mencari suatu barang bisa beberapa penjual yang menjajakan dan punya penawaran harga berbeda.

Dengan model bisnis seperti ini pula Lazada tentu harus lebih galak saat melakukan pengawasan terhadap para mitra penjualnya. Jangan sampai terjadi lagi kejadian membeli ponsel ternyata dikirimi sabun batangan yang sempat bikin heboh tempo hari.

detikINET pun sudah coba mengonfirmasi Lazada soal bagaimana perubahan strategi yang bakal terjadi setelah masuknya Alibaba ke perusahaannya. Namun sayang, mereka tak bisa memberi keterangan.

Adapun JD mengaku tak khawatir dengan bakal masuknya Alibaba lewat Lazada di bisnis e-commerce Indonesia. Mereka yakin dengan rencana bisnis matang dan sokongan lebih dari 600 karyawannya di Indonesia, mereka bisa memenangkan persaingan.

"Barang yang disediakan di JD.id pun dijamin asli dan cepat dalam melakukan pengiriman. Belum lagi kami telah membangun infrastruktur distribusi berupa drop point mulai dari Jakarta, Depok, Bekasi, Tangerang, Bogor, Bandung, Solo, Surabaya sampai Medan," pungkas pernyataan JD.

Sumber: detik.com


Share on Facebook
Tweet on Twitter

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.