Back to top

Apakah Bekerja di E-commerce Indonesia Masih Menjanjikan?



Perkembangan e-commerce di Indonesia semakin memperlihatkan taringnya. Tak heran, jika hampir kebanyakan masyarakat lebih memilih berbelanja online ketimbang harus beli dari toko fisik.

Selain proses yang lebih cepat dan praktis karena semuanya dilakukan melalui smartphone, harga yang ditawarkan para seller pun tidak kalah bersaing dengan toko konvensional.

Kesempatan ini pun dimaksimalkan dengan baik oleh toko dan perusahaan konvensional.

Jika dulu mereka menjual produk melalui toko atau ritel, kini mereka merambah ke dunia e-commerce untuk menjaring lebih banyak pembeli dan meraup keuntungan.

Bagi para profesional, munculnya e-commerce di Indonesia juga berarti terbukanya lapangan pekerjaan baru.

Nah, di era sekarang, masihkah relevan untuk bekerja di e-commerce? Kira-kira bagaimana prospeknya?

Simak penjelasan selengkapnya di bawah ini!

Munculnya E-commerce di Indonesia

e commerce indonesia

© Freepik.com

Awal munculnya e-commerce di Indonesia pada tahun 1996 ditandai oleh munculnya situs Bhinneka.com yang menjual berbagai peralatan komputer.

Pada saat itu, Bhinneka.com hanya berfungsi sebagai katalog, sedangkan komunikasi dengan pembeli dilakukan via ­­email.

Di tahun yang sama, hadir pula toko buku online pertama di Indonesia dengan nama domain sanur.com.

Sayangnya, sebagai salah satu pionir, sanur.com tidak bertahan lama.

Beberapa tahun kemudian, setelah melihat maraknya kegiatan e-commerce, pemerintah mulai menyusun rancangan undang-undang berkenaan dengan perdagangan elektronik.

Sementara itu, di saat yang bersamaan, beberapa startup e-commerce di Indonesia mulai muncul, seperti glodokshop.com dan FastnCheap.

Namun, satu per satu pemain tersebut mulai berjatuhan akibat internet economic bubble. Salah satu pemain lama yang berhasil bertahan dari krisis tersebut adalah Bhinneka.com yang tetap beroperasi hingga sekarang.

Perkembangan Transaksi Belanja Online di Indonesia

© Freepik.com

Tak bisa dimungkiri, seiring dengan zaman, dunia digital memang menguasai segala aspek dalam kehidupan masyarakat, termasuk perihal berbelanja.

Mengutip data dari GlobalWebIndex lewat CNN Indonesia, Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat adopsi e-commerce tertinggi di dunia pada tahun 2019.

Sebanyak 90% dari pengguna internet berusia 16 hingga 64 tahun di Indonesia pernah melakukan transaksi belanja online.

Tidak hanya itu saja, dari data analisis Ernst & Young melalui situs Kominfo, pertumbuhan penjualan bisnis online tiap tahun meningkat sebesar 40%.

Melihat data tersebut, jelas banyak  masyarakat memang gemar berbelanja online.

Meningkatnya kegiatan transaksi belanja online memang tidak terlepas dari pengguna internet di Indonesia. Menurut data Jakarta Globe, hampir 197 juta atau 74% dari populasi Indonesia telah menggunakan internet pada tahun 2020. Data tersebut mengalami peningkatan sebesar 8,9% dari tahun lalu.

Dengan begitu, dipastikan tren belanja online di Indonesia akan mengalami perkembangan dari tahun ke tahun.

Perkembangan E-commerce di Indonesia

© Freepik.com

Terus meningkatnya jumlah pengguna internet di Indonesia mempengaruhi prospek pasar e-commerce di Indonesia.

Bagaimana tidak, saat ini sudah ada banyak sekali e-commerce yang menghiasi kancah perbelanjaan di Indonesia, seperti Tokopedia, Shopee, Bukalapak, Lazada, Blibli, JD.ID, hingga Bhinneka.

Siapa yang tidak kenal e-commerce yang sudah disebutkan di atas? Hampir semua e-commerce tersebut dipakai masyarakat untuk melakukan transaksi belanja online.

Maraknya perdagangan dan belanja online membuat e-commerce raksasa yang berada di Indonesia menyajikan persaingan yang ketat dari tahun ke tahun.

Dilansir dari CNN Indonesia, pada tahun 2019, data menyebutkan bahwa Tokopedia menjadi e-commerce nomor satu di Indonesia, dengan total ada 1,2 miliar pengunjung.

Di urutan nomor dua ada Shopee yang mendapatkan total pengunjung sebesar 837,1 juta. Disusul oleh Bukalapak dengan perolehan 823,5 juta pengunjung.

Kendati demikian, seiring berjalannya waktu, atmosfer persaingan yang ditunjukkan oleh e-commerce di Indonesia terlihat semakin memanas.

Bagaimana tidak, mengutip Iprice, pada tahun 2020 data menunjukkan bahwa Shopee menempati urutan pertama sebagai e-commerce yang paling banyak dikunjungi di Indonesia dengan total 129 juta pengunjung per bulan.

Sementara Tokopedia menempati urutan kedua dengan total 114 juta pengunjung per bulan.

Melihat data statistik di atas, dipastikan persaingan e-commerce akan semakin ketat dari tahun ke tahun.

Itu artinya, dunia e-commerce akan terus menghiasi pasar Indonesia dalam beberapa tahun ke depan sehingga menjanjikan prospek yang cukup luas bagi para pencari kerja.

Prospek Kerja di E-commerce

e commerce indonesia

© Freepik.com

Nah, melihat perkembangan yang terjadi dalam dunia e-commerce di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir, pasti kamu penasaran terkait prospek kerja di dalamnya.

Tak bisa dimungkiri, kepopuleran e-commerce di Indonesia juga ikut andil dalam memperluas lapangan pekerjaan di dalamnya.

Bahkan, bisa dibilang gaji yang ditawarkan jika kamu bekerja di e-commerce pun terbilang cukup tinggi. Mengutip CNBC Indonesia, lembaga penelitian SDM, Kelly Services, membuat laporan yang bertajuk “Indonesia 2019 Salary Guide”. Dalam laporan tersebut ia menuliskan bahwa e-commerce di Indonesia membutuhkan banyak pegawai level menengah dengan rata-rata gaji hingga Rp. 60.000.000,-

Melihat angka tersebut, siapa yang tidak tergiur dan mempunyai impian untuk bekerja di salah satu e-commerce. Sebagai gambaranmu, berikut ada beberapa prospek kerja yang bisa kamu tekuni jika ingin bekerja di e-commerce:

  • product manager
  • web developer
  • mobile app developer
  • software engineer
  • full stack developer
  • UI/UX designer
  • copywriter
  • dan masih banyak lagi

Keuntungan Bekerja di E-commerce

© Freepik.com

Selain prospek yang cemerlang dari segi bisnis, e-commerce di Indonesia juga menawarkan beberapa keuntungan bagi kamu yang ingin bekerja di sektor ini.

1. Bebas dalam berkreasi

Bekerja di e-commerce berarti membebaskan diri dalam berkreasi.

Perusahaan e-commerce membutuhkan kreativitas tinggi untuk dapat mengalahkan pemain lainnya di tengah persaingan yang makin ketat ini.

Salah satunya dengan memanfaatkan promosi iklan di berbagai media seperti YouTube.

Video iklan yang unik terbukti mampu menarik perhatian para viewers untuk secara sukarela menyebarkannya hingga viral di dunia maya.

2. Budaya kerja yang unik

E-commerce di Indonesia menjadi kategori startup teknologi yang termasuk well-established dan well-funded.

Hal ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para fresh graduate dan profesional muda milenial yang haus akan tantangan dan proses belajar yang cepat.

Untuk menyeimbangkannya, para pendiri startup teknologi di Indonesia mencoba menawarkan budaya kerja yang dinamis dan menyenangkan.

Beberapa e-commerce menerapkan budaya kerja dengan jam kerja yang fleksibel kepada karyawannya. Bahkan, tidak jarang ada juga e-commerce yang menyediakan kantor dengan desain yang menyenangkan bagi karyawannya.

Mereka menyediakan berbagai macam fasilitas, seperti tenis meja, snack, dan lain-lain.

3. Batu loncatan untuk jenjang karier

Industri e-commerce bisa menjadi batu loncatan yang baik untuk kamu para profesional muda yang mempunyai rencana lain di masa depan. Apabila kamu berencana untuk berpindah tempat kerja di masa depan, pengalaman kerja di e-commerce akan sangat menambah nilai jualmu di mata calon perusahaan barumu.

Hal yang sama juga berlaku untuk kamu yang ingin mendirikan usaha sendiri, terutama startup teknologi.

Sumber: https://glints.com/id/lowongan/e-commerce-di-indonesia/#.YKMdragzbIU

Share on Facebook
Tweet on Twitter

0 comments:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.