Back to top

Hot Info

Pengguna Facebook banyak tidak sadar kena "Hack", begini cara mengeceknya

Hot Info

Lacak Keberadaan Smartphone Android dari Perangkat Lain

Web Development

Perbedaan Web Developer, Web Design dan Webmaster

IT & Technology

Review Ultrabook Asus Zenbook Prime UX31A

IT & Technology

Rendahnya gaji tenaga kerja IT di Indonesia

Lifestyle

Jalan-jalan ala Backpacker

Apa yang dimaksud dengan Digital Marketing?



Dunia Teknologi saat ini sudah semakin berkembang. Perkembangan ini juga ditemukan banyak hal dan pelajaran yang baru. Salah satunya tentang dunia Digital. Saat ini sudah ada profesi baru yang disebut Digital Marketing, lalu di dunia Pendidikan pun, sudah ada beberapa Universitas di Indonesia yang membuat Jurusan tambahan yang berfokus pada dunia Digital tersebut.

Perkembangan dunia digital pun semakin pesat, dan banyak orang yang sudah mulai belajar ke Dunia digital tersebut. Tak heran saat ini banyak perusahaan yang mencari Spesialis Digital ini, salah satunya seorang Digital Marketing ini. Mungkin sebagian dari anda yang seorang Pembaca artikel ini sudah tahu tentang Digital Marketing, namun untuk memperjelas saya akan menjelaskan lebih dalam tentang Apa Yang dimaksud dengan Digital Marketing.

Digital Marketing atau Pemasaran Digital memiliki pengertian, yaitu suatu cara Pemasaran suatu Produk atau Jasa dengan memanfaatkan media digital supaya dapat menjangkau banyak konsumen. Bahasa simple-nya anda Promosi di dunia Online. Media yang digunakan oleh Digital Marketing cukup banyak, yaitu Website, Iklan (Ads) di Internet, Mobile Network, social media dan lainnya.

Untuk bisa menjadi seorang Digital Marketing anda perlu mengenal dan paham tentang Google. Kenapa Google? Karena Google merupakan Mesin Pencari Terbesar di dunia dan Nomor satu di dunia, sehingga orang banyak yang akan mencari berbagai Informasi dengan menggunakan Google, seperti pengetahuan, informasi tentang berita, informasi produk ataupun informasi jasa dan yang lainnya dicari melalui Google ini.

Seorang Digital Marketing mesti mempelajari dan menganalisa bagaimana caranya Produk atau Jasa dari Customer anda bisa ada di Halaman Satu pencarian Google, atau lebih dikenal dengan ilmu SEO (Search Engine Optimization). SEO adalah sebuah cara yang digunakan untuk Optimasi Produk atau jasa anda dalam sebuah Website, atau apapun yang anda posting di Internet sehingga Apa yang anda posting bisa muncul di Halaman satu Google. Perlu anda ketahui, untuk belajar SEO tidaklah mudah dan juga tidaklah sulit.

SEO inilah ilmu yang Wajib ada di dalam diri seorang Digital Marketing. Seorang Digital Marketing harus belajar, lalu praktek dan terus di ulang-ulang sambil anda menganalisa sehingga anda bisa menguasai SEO yang sebenarnya.

Selain SEO anda juga perlu mempelajari beberapa teknik pemasaran, seperti Copywriting, Desain foto atau video yang membuat orang tertarik dengan Produk anda, Karakter Konsumen dan lain sebagainya. So.. Wajarlah kalau bayaran seorang Digital Marketing tidaklah murah.

Apa Anda tertarik menjadi seorang Digital Marketing?

Paradoks Pendidikan dan Dunia Kerja



Kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia tergolong rendah kualitasnya sehingga dunia usaha dan industri menghadapi kesulitan untuk merekrut SDM berkualitas dalam waktu cepat. Investor baru dari luar atau dalam negeri yang membawa teknologi khusus menghadapi kesulitan yang serius mencari tenaga kerja yang baik di Indonesia karena ketersediaan tenaga kerja berketerampilan sangat terbatas.

Lulusan dari ribuan perguruan tinggi di Indonesia sangat banyak jumlahnya tetapi tidak membawa keterampilan yang memadai di bidang teknologi dan industri. Kebanyakan sarjana yang lulus berasal dari bidang humaniora, yang kurang sesuai untuk masuk pasar kerja di bidang ini. Pasokan sarjana sudah atau bahkan terlalu banyak, tetapi pasokan ketrampilan masih sangat sedikit.

Jadi di level bawah dan atas dari piramida sistem SDM kita terjadi paradoks atau bahkan disebut anomali, yang merugikan atau sangat tidak menguntungkan pembangunan nasional di masa sekarang dan mendatang. Pada level menengah dan atas terjadi labor shortage atau kekurangan ketrampilan dan keahlian tingkat menengah dan tinggi. Tenaga kerja dengan ketrampilan menengah dan tinggi banyak diperlukan sejalan dengan modernisasi ekonomi Indonesia tetapi pasokannya kurang. 

Sementara itu, di level bawah terjadi labor surplus atau pasokan tenaga kerja tidak terdidik dan tidak berketerampilan yang banyak sekali jumlahnya. Perhatikan jika suatu lembaga pemerintah atau perusahaan swasta membuka lowongan secara terbuka untuk beberapa ratus tenaga kerja kelas bawah, maka pelamar yang datang bisa puluhan ribu dan membludak banyak sekali. Itu pertanda pasokan tenaga kerja tidak trampil sangat besar jumlahnya.

Mengapa terjadi labor shortage di level atas? Jawabnya karena perguruan tinggi di Indonesia tidak menghasilkan tenaga kerja yang berketrampilan sesuai kebutuhan dunia industri. Kebanyakan perguruan tinggi yang ada hanya mengambil jalan mudah dengan membuat fakultas dan jurusan humaniora, yang tidak memerlukan biaya mahal dan tidak memerlukan laboratorium yang rumit. Pada saat yang sama, golongan muda di Indonesia juga tidak menyukai pendidikan keteknikan karena tidak mudah mengejar kemampuan dan ketrampilannya.

Dan yang menyedihkan kebijakan untuk menyambung sistem pendidikan dengan dunia industri tidak pernah benar-benar dijalankan. Kebanyakan pendidikan dan pendidikan tinggi sejak lama mengambil jalannya sendiri, kacamata kuda dan tidak mau tahu kebutuhan dunia di luarnya. Akhirnya lulusan yang dihasilkan tidak sesuai dengan kebutuhan dunia industri dan kebutuhan masyarakat pembangunan secara umum (mismatch).

Dunia industri tidak bisa dengan mudah mendapatkan pasokan tenaga kerja berketerampilan dari pasar tenaga kerja Indonesia. Yang ada adalah pasokan tenaga kerja tidak berketerampilan, baik dari yang hanya berpendidikan rendah maupun yang berpendidikan tinggi.

Kondisi inilah yang menghambat dunia industri untuk maju dan naik level dari foot loose industry ke tingkat yang lebih tinggi menjadi industri yang padat teknologi. Dua dekade yang lalu industri tersebut diambil alih China, kemudian dilepas karena China masuk ke level industri yang lebih tinggi. Sekarang industri tersebut diambil alih oleh Vietnam dan Kamboja, yang berhasil mengangkat kedua negara tersebut lebih besar sektor industrinya.

Kekuatan ekonomi nasional hanya bertumpu pada produksi bahan mentah dan bahan setengah jadi, yang hanya mengeksploitasi sumberdaya alam. Penerimaan devisa juga berasal dari ekspor bahan mentah tersebut. Ini terjadi karena SDM di Indonesia secara umum masih kurang memadai.

Pada level bawah terjadi apa yang disebut labor surplus atau kelebihan tenaga kerja tidak terampil. Hampir separuh dari SDM pekerja secara nasional sangat tidak berketerampilan karena golongan ini cuma lulusan SD ke bawah. Apa yang bisa diperbuat oleh tenaga kerja dengan pendidikan rendah seperti ini? Tentu dengan pendidikan seperti ini kualitasnya sangat rendah dan jauh dari memadai sehingga tidak bisa mendukung industrialisasi secara masif. 

Bahkan banyak investasi asing yang akan masuk masuk sektor industri merasa tidak layak karena dukungan kualitas tenaga kerjanya yang rendah. Industrialisasi menghadapi tantangan pada keterbatasan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, selain pada aspek kebijakan industri itu sendiri.

Inilah tantangan sesungguhnya bagi Indonesia jika hendak masuk ke level ekonomi yang modern melalui jalur industri yang kuat. Selama lebih satu dekade telah terjadi kemerosotan industri karena peranannya terus merosot dalam perekonomian. Kendalanya tidak lain adalah kualitas SDM yang rendah, yang banyak masuk pasar kerja dengan pendidikan rendah dan ketrampilan kurang memadai (labor surplus). Pada sisi lain terjadi labor shortage di mana permintaan tenaga berkerampilan di level atas kurang pasokannya.

Sistem pendidikan kita selama 3-4 dekade masih belum berhasil mengentaskan golongan bawah sampai ke jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Bahkan sampai hampir dua dekade anggaran pendidikan ditingkatkan ekstrem sampai 20 persen, tetap saja saja banyak golongan bawah yang berhenti sampai tingkat sekolah dasar saja. Pada sisi lain lulusan perguruan tinggi masih tidak siap pakai sehingga mahal bagi dunia usaha dan industri untuk merekrut lulusan perguruan tinggi hanya dengan modal pengetahuan yang bersifat umum saja di bidangnya.

Baru-baru ini pendidikan vokasi untuk mengatasi kekurangan keterampilan pada lulusan pendidikan menengah dan pendidikan tinggi mulai mendapat perhatian presiden. Ini merupakan kesadaran bahwa sistem pendidikan perlu untuk memperkuat lulusannya dengan ketrampilan tertentu, yang diperlukan dunia kerja, khususnya sektor industri, yang merosot kinerjanya pada saat ini.

Presiden sudah mengajak dunia usaha dan BUMN untuk mengembangkan dan membangun pendidikan vokasi agar pasokan tenaga kerja berketrampilan semakin banyak. Tetapi dalam pandangan saya kebijakan ini masih bersifat wacana karena rencana kebijakan seperti ini belum diikuti oleh suatu gerakan yang bersifat kolektif bersama dunia usaha, BUMN dan pemerintah daerah. Sebagai tidak lanjut arahan dan anjuran presiden juga belum terlihat mobilisasi dana, sumberdaya kebijakan, sumberdaya birokrasi, teknologi dan lainnya. Juga tidak terlihat ada kebijakan komprehensif dan birokrasi mana yang bertanggung jawab untuk hal ini.

Sebagai perbandingan, lihat dan pelajari kebijakan pangan di masa lalu. Sumberdaya kebijakannya jelas. Yang bertanggung jawab pasokan pupuk adalah Departemen Perindustrian yang harus membangun pabrik-pabrik pupuk melalui BUMN (Pusri, Pupuk Kaltim, Petro Kimia Gresik, dll). Jaringan irigasi dibuat oleh Departemen PU, benih dan penyuluh dikerjakan oleh Departemen Pertanian. 

Anatomi sistem kebijakan seperti contoh di atas jelas. Tetapi kebijakan pendidikan vokasi dan banyak kebijakan lainnya tidak jelas atau hanya wacana publik. Jadi level kebijakan ini baru tahap sosialisasi seperti makalah, tulisan atau opini publik yang masuk ke ruang publik. Ramai sebagai wacana tetapi belum masuk ke dalam implementasi dan belum ada sumberdaya seperti apa, yang akan dikerahkan untuk mendukung kebijakan pendidikan vokasi tersebut.

Sumber: news.detik.com




Cara Menentukan KPI Digital Yang Efektif Agar Tidak Merugi



Banyak kegundahan dan kegelisahan dari para praktisi tentang Digital Marketing, khususnya yang berkaitan dengan KPI dalam suatu digital campaign. Bagaimana langkah menentukannya? Apa yang harus diukur? Apakah cukup dengan target visitor (kunjungan), jumlah fans atau followers?

Dan yang umum terjadi, saat menyusun strategi pemasaran online suatu kampanye digital hanya mengukur Key Performance Indicator Digital berdasarkan jumlah fans, atau follower di media sosial atau trafik di situs web. Padahal bisa jadi acuan itu tidak ada relevansinya dengan tujuan awal kamu atau suatu brand menggunakan media digital. Kalau begitu langkah apa saja yang musti dilakukan sebelum menentukan KPI? supaya campaign menjadi efektif dan kita ngak merugi.

Pahami dulu tujuan awal menggunakan pemasaran digital?, maka KPI kamu harus didasarkan pada hal ini. Saat Anda menyadari kenapa memilih pemasaran digital, maka akan lebih mudah menentukan KPI digital. Tujuan masuk ke digital pasti sangat beragam, mulai dari membangun awareness, mengedukasi audience, membangun interaksi (engagement), memperkenalkan layanan konsumen, meningkatkan loyalitas member hingga yang paling umum, apalagi kalau bukan “menghasilkan penjualan”.

Ketika sudah dikembalikan pada tujuannya apa, maka saat akan menentukan KPI, mulai berpikirnya dari sini. Berikut beberapa contohnya:

Ilustrasi kampanye digital – source: Awesometrics

Tujuan; Awareness program dan visi misi pasangan PILKADA. KPI yang digunakan: twitter reach, ads Impression, dan Organic visit untuk halaman yang spesifik. 

Tentukan Metriks apa saja yang sejalan dengan Tujuan Bisnis dan Alokasi Budget. Langkah selanjutnya adalah menentukan kanal alias channel digital mana saja yang ingin digunakan. Apakah itu medsos? aplikasi? atau situs web? Sementara yang sudah memiliki eMail leads sebagai sistem funnel bisa menambahkan satu kanal lagi “email marketing”.

Dari kanal yang sudah dipilih tadi baru kita tentukan, metriks apa yang bisa diukur? dan apa yang sejalan dengan tujuan awal dilakukannya campaign? Misalnya saat menyusun strategi pemasaran digital, pilih kanal marketing yang ingin kamu gunakan “situs web eCommerce”, dengan tujuan penjualan produk, maka yang bisa kamu gunakan sebagai contoh KPI sales dan marketing adalah:

Jumlah View produk pada halaman yang sudah ditentukan, gunakan sebagai indikator awareness untuk mengetahui sejauh mana halaman profuk kamu dilihat (awereness)
Jumlah conversion pada “Thank You” page atau jumlah transaksi yang dihasilkan
(Optional) Jumlah pengunjung yang teregistrasi sebagai member website.
Jangan sampai terkecoh, apabila targetnya adalah penjualan namun yang kamu ukur justru banyaknya jumlah pengunjung dari email marketing!

Kesalahannya dimana?
Ketahuilah, pembelian sering kali terjadi bukan pada kesempatan pertama. Seorang pembeli yang awalnya melihat produk lewat mesin pencari ataupun email marketing, justru melakukan pembelian lewat kanal trafik ads impression.

Perlu juga diketahui, semakin banyak KPI digital yang kamu bebankan, maka semakin besar pula effort yang harus dicurahkan. Hal ini berarti budget yang harus dikeluarkanpun semakin besar, dan justru mencurigakan apabila budget yang dikeluarkan cenderung minim. Tentukan Tools yang akan digunakan untuk mengukur metriks KPI Digital. Saat metriks sudah diketahui, maka langkah selanjutnya adalah menentukan tools yang akan kamu gunakan sebagai alat pengukur data. Fokus pada data yang akan kamu incar, seandainya tools yang dibutuhkan harus berbayar dan memungkinkan maka jangan ragu untuk dieksekusi.

Peningkatan traffic website hijup pada semua channel dengan Google Analytic tool sebagai alat ukurnya. Agar data yang diperoleh bisa meng-evaluasi campaign digital yang sudah dilakukan. Apakah sudah memenuhi target KPI atau belum. Jika belum? apakah karena kesalahan teknis internal atau justru kondisi eksternal. Dan, point point apa yang bisa kamu perbaiki atau bahkan kamu tingkatkan performanya. Beberapa tools umum yang bisa kamu gunakan diantaranya adalah:

Google Analytic, tools ini paling umum digunakan bahkan boleh dibbling tools wajib untuk mereka yang menggunakan website sebagai kanal medianya. Penentuan objektif untuk trafik, engagment untuk mengukur tingkat efektivitas content marketing, hingga conversion bisa kamu lakukan dengan tool ini aHref/Moz, Peranannya biasa digunakan sebagai pendukung saja – bukan tool yang wajib alias fardu – jika kamu ingin mengoptimasi website dari sisi teknikal SEO. Menurut saya meskipun kedua tool ini membantu pengukuran tehnikal SEO namun sayangnya tidak mewakili objektifitas yang paling fundamental dari SEO itu sendiri, yakni Trafik yang datang dari Organic Seach.

Google Adwords & Facebook Ads, kedua tool ini bermanfaat untuk reporting sehingga kita bisa mengetahui performa iklan di facebook ataupun di mesin pencari Google. Khususnya dalam perhitungan impression ads, kamu bisa mengandalkan pada kedua tool ini. Tarik kesimpulan hanya dari data yang memang dibutuhkan

Tidak jarang klien saya meminta laporan yang komperhensif. Selengkap lengkap, sedetail detailnya. Namun ketika semua data sudah diberikan…
“Waduh, mas saya bingung nih bacanya…*krik krik bunyi jangkrik”
Nah.. lho …hehehe

Ketka diakhir periode dan akan membuat laporan, fokuslah pada data serta metriks yang ditentukan diawal. Dengan menyajikan data seperlunya justru membuat bias dan terlupa dengan metriks yang mau kita ukur.

Hal terpenting dari menentukan Key Performance Indicator (KPI) Digital adalah mengetahui apakah campaign digital kita, sukses mencapai tujuan atau malah gagal. Pembelajaran apa yang bisa diambil untuk bisa digunakan pada campaign strategi digital yang efektif.

Apa Anda sudah melakukan ini?

Cara Menghitung ROI dari biaya SEO


Masih ada yang bertanya apakah Jasa SEO itu perlu? Ada yang bilang mahal. Disatu sisi, jika kita melihat fakta bahwa SEO adalah salah satu cara yang sebenarnya paling efektif dan kedepannya akan jauh lebih hemat dibanding dengan SEM (Search Engine Marketing / Google AdWords). Kok bisa? Ayo kita bahas tentang ini, investasi bisnis anda di bidang SEO, agar anda punya bayangan tentang ROI (Return of Investment / Kembali Modal) investasi biaya untuk SEO itu sendiri.

Misalkan anda mengeluarkan biaya 6 juta untuk Jasa SEO, bagaimana perhitungannya? Contohnya begini, produk anda mempunyai profit bersih 50 ribu, dengan posisi terbaik di TOP 10, anda bisa menjual 10-25 produk per minggu, artinya anda akan mendapatkan profit sekitar 1.25 juta per minggu, kalau per bulan? sekitar 5 juta. Terlalu muluk? OK, mari kita lihat sisi terburuk dari hitungan pendapatan bersih diatas, misalkan kita potong profit anda 50%, maka sisanya adalah 2.5 juta. Dengan perhitungan ini, anda hanya butuh kurang dari 3 bulan untuk kembali modal investasi (ROI) anda di bidang SEO, ya kan?

Jika anda merasa perhitungan ini diatas logis, apakah menurut anda ini terlalu mustahil unutk anda lakukan? kami kira tidak, karena kami sudah banyak menjadi saksi beberapa klien kami 'from zero to hero'.

Mari kita berpikir cerdas tentang investasi di bidang SEO ini, jangan buru-buru bilang mahal, sebelum anda jelas perhitungan ROI nya, akan lebih fair jika anda juga memahami cara perhitungan biaya SEO tersebut diatas. Ok, mungkin anda bertanya bagaimana biaya SEO bisa lebih murah dari biaya iklan adwords (SEM)? ayo kita mulai berhitung lagi.

Biaya adwords, memiliki keunikan tersendiri, yaitu hanya mengeluarkan biaya jika iklan kita yang tayang di hasil pencarian di klik oleh konsumen, biaya per klik sangat beragam dari 700-20.000 rupiah atau bahkan lebih. Anda bisa membatasi jumlah klik per hari sesuai dengan budget yang anda miliki per bulan. Jika anda melakukan ini, otomatis iklan anda tidak akan tayang lagi pada hasil pencarian untuk katakunci tertentu.

Mari kita contohkan, biaya per klik katakunci yang anda inginkan adalah 2500 rupiah untuk katakunci yang memiliki kompetisi rendah ke medium, budget iklan anda per bulan 1 juta, anda membatasi pengeluaran per hari hanya 100 ribu, maka anda hanya akan mendapatkan 40 klik per hari, setelah itu otomatis iklan anda tidak tayang kembali tanpa anda tahu waktunya, bisa malam, pagi atau saat waktu teraktif konsumen mencari tahu tentang produk anda, jam makan siang! apa jadinya ketika jam makan siang iklan anda telah berhenti tanpa anda ketahui? jawabannya sederhana, anda akan kehilangan potensi pembelian, titik.

Jadi, MAMPUKAH BISNIS ANDA BERTAHAN HANYA DENGAN 40 KLIK PER HARI? Ingat ini 'klik kunjungan' bukan 'klik pembelian' loh. Sekarang kita kembali ke hitungan diatas, dengan budget 100 ribu per hari, budget bulanan anda hanya akan mendatangkan maksimum 40 klik X 10 hari atau sama dengan 400 klik dan ingat, iklan anda hanya akan tayang kurang dari 11 hari, wow kan?. Misalkan anda merasa cukup dengan 40 klik per hari, anda akan butuh kurang lebih 3 jutaan per bulan agar iklan website bisnis anda untuk tetap tayang selama 30 hari full. Berapa biayanya untuk 3, 4 atau 6 bulan? anda tentunya bisa menghitungnya.

Setelah anda mengtahui dan paham perbandingan antara SEO (organik) dan SEM (iklan), mana yang anda pilih? semua kembali ke insting bisnis anda, kami hanya bisa membantu menjelaskannya untuk anda. Semoga anda bisa memilih dengan bijak.

Salam hangat.