Sayangnya, tidak semua orang mengenal SSD. Beberapa orang yang saya temui hanya mengemukakan pendapat “Katanya sih kencang….” tanpa mengetahui seberapa kencang kecepatan sebuah SSD.
Di kesempatan kali ini, kami akan mengulas beberapa hal yang berhubungan dengan SSD. Kami berharap tips kali ini membuat Anda lebih paham mengenai SSD. Walaupun begitu, artikel ini mungkin jauh dari sempurna.
1. TRIM
Selalu disarankan untuk pembelian SSD dengan menggunakan TRIM. TRIM merupakan sebuah perintah yang langsung ditujukan kepada firmware dari SSD. Jika Anda belum tahu, firmware itu sama dengan BIOS komputer pada umumnya.
Selalu disarankan untuk pembelian SSD dengan menggunakan TRIM. TRIM merupakan sebuah perintah yang langsung ditujukan kepada firmware dari SSD. Jika Anda belum tahu, firmware itu sama dengan BIOS komputer pada umumnya.
Sebuah media penyimpanan akan selalu menulis dan membaca data. Saat menghapus sebuah data, hal tersebut sebenarnya juga merupakan sebuah kegiatan menulis data pula. Di sebuah hard disk, kegiatan penghapusan data tidak sepenuhnya terhapus. Yang terhapus adalah sebuah link yang merujuk ke data tersebut di rentetan data yang disebut dengan Table Of Content. Saat ada data yang mau ditulis di tempat (sector) yang sama, data baru tersebut akan ditimpa langsung di tempat data (sector) yang lama. Hal ini disebut dengan Overwriting.
Dalam hard disk, kegiatan overwrite ini adalah biasa. Sayangnya, tidak untuk SSD. Kegiatan overwriting akan menimbulkan “sampah data” atau bahasa Inggrisnya adalah Garbage. Garbage ini yang menyebabkan sebuah SSD akan melambat seiring dengan waktu karena data lama masih ada sehingga membuat SSD harus memilah antara data lama dengan yang baru. Hal ini membuat SSD lamban dalam membaca data.
Di sinilah TRIM unjuk gigi. TRIM memastikan saat sistem operasi mau menulis di sektor yang sama, data yang lama akan terhapus total tanpa ada sampah lagi. Selain itu, fungsi TRIM juga akan membuat semua sektor yang dihapus dan diformat menjadi bersih. Hal ini akan membuat sebuah SSD menjadi kencang sama seperti yang baru.
2. Isi dari SSD
2. Isi dari SSD
Anda pernah melihat isi sebuah SSD? Sebuah SSD tidak berisikan komponen elektronik rumit yang hampir sama seperti harddisk. Jika anda pernah melihat sebuah RAM (Random Access Memory atau memori komputer), isi dari sebuah SSD mirip dengan itu. Seperti gambar yang ada dibawah, SSD hanya terdiri dari sekumpulan memori yang dipasang di sebuah board.
3. MLC dan SLC
Pernahkah Anda mendengar mengenai SLC dan MLC? Kedua nama ini merujuk kepada tipe memori yang dipakai SSD. SLC kepanjangan dari Single Level Cell. Sesuai dengan namanya, memori jenis ini akan menyimpan sebuah bit data di sebuah cell memori. MLC atau Multi Level Cell, menyimpan dua bit data pada sebuah cell memori. SLC memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan MLC. Kecepatan adalah yang pertama. Selain itu, SLC juga memiliki siklus hidup yang lebih lama dari MLC. Sayangnya, harga memori jenis SLC lebih mahal dari MLC, membuatnya jarang ditemukan di consumer SSD.
4. Access Speed (Kecepatan)
Anda sudah melihat point nomor 2? Sebenarnya, hal tersebut sudah terjawab. SSD tidak memiliki mekanik yang harus bergerak terlebih dahulu dalam menulis dan membaca data. Selain itu, SSD tidak perlu melakukan putaran spindle seperti sebuah hard disk. Semua dilakukan secara elektris.
5. Lebih Aman
Ada beberapa pendapat yang berkata bahwa sebuah SSD lebih aman dibandingkan dengan hard disk. Kami pun memiliki pendapat yang sama. Alasan pertama adalah sebuah SSD yang tidak memiliki mekanik di dalamnya membuat media penyimpanan ini tahan banting. Saat terbanting, hard disk akan rusak dan tentu data Anda tidak bisa diakses.
Selain tahan banting, SSD juga tahan getaran. HDD yang sedang bekerja saat terkena getaran yang terus-menerus akan mengalami kerusakan mekanik. Hal ini tidak akan terjadi kepada SSD. Selain itu, Anda tidak akan menemukan bunyi “ctek…ctek…ctek” yang secara acak akan ditemukan di sebuah HDD. Bagaimana dengan masalah panas? HDD cenderung panas akibat adanya gesekan dalam mekaniknya, yaitu di putaran spindle-nya. Hard disk yang panas tentu saja dapat membuat kerusakan; itulah saatnya mengucapkan selamat tinggal kepada data-data Anda.
6. Harga
SSD cenderung sama dengan harga mahal. Mengapa? Hal ini dikarenakan produksi sebuah flash memori memakan biaya yang lebih mahal. Selain itu, teknologinya juga tergolong baru. SSD merupakan sebuah produk baru yang harganya seiring dengan waktu akan turun.
Harga sebuah SSD termurah dua tahun yang lalu sama dengan harga SSD dengan kapasitas 60 GB sekarang ini. Untuk sebuah SSD dengan kapasitas 250 GB saja anda harus merogoh kantong sekitar Rp. 1.300.000,- (harga per Juli 2015). Dengan harga yang sama, anda tentu sudah mendapatkan sebuah harddisk dengan kapasitas sekitar 2 TB. Perbandingannya jauh, bukan? Akan tetapi anda harus melihatnya dari sisi yang berbeda. Setelah melihat poin-poin di atas, dapat dilihat bahwa SSD lebih aman. Bayangkan anda adalah orang yang sering bepergian dengan menggunakan laptop. Saat bekerja di mobil, tiba-tiba ada lubang yang mengakibatkan notebook anda jatuh. Saat itu terjadi kepada sebuah harddisk, hal tersebut bisa membuat hard disk rusak. Tidak dengan SSD. Data yang bernilai jutaan rupiah pun aman oleh kejadian seperti ini. Intinya, SSD lebih tahan banting, air, getaran, dan panas. Sekarang, pertimbangkan, mana yang jauh lebih mahal, data-data anda atau sebuah SSD?
Sumber: http://www.jagatreview.com
0 comments:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.